Kan,
gara-gara kamu, aku jadi manja.
Kalau jalan
jauh, aku bakalan komentar takut betis gede dan kamu akan membantah kalau jalan
itu kan menyehatkan, biarin aja betis gede. Waktu aku akhirnya jalan sendiri,
kamu akan negur dan bilang kalau aku dijemput aja. Sekarang, dikit-dikit aku
harus dijemput walau harus nunggu lama. Kamu bilang, nanti aku capek kalau
jalan, kasihan akunya.
Aku nggak
suka panas karena sinar matahari bakal membakar kulit aku jadi coklat dan kamu
akan bilang biarin aja kalau kena sinar matahari dan kulitnya berubah gelap,
itu kan jadi lebih cantik. Selanjutnya, kamu akan jalan cepet kalau kita nggak
pake payung, atau neduh dulu kalau lagi terik dan kamu bilang, kasihan aku
kepanasan.
Aku nggak
suka hujan, kalau kena hujan kepala aku akan pusing dan sakit, lagipula bajunya
akan basah dan aku mudah kena flu. Kamu akan terobos hujan begitu saja, katamu
biar cepet sampai tujuan, terus baru beres-beres. Kalau hujan lagi, kamu udah
siap sedia payung, kamu bakalan payungin aku dan bilang aku jangan main hujan,
nanti sakit.
Dulu, aku
nggak nangis dan nggak lapor kalau aku jatuh, kaki berdarah, tangan memar, atau
kulit lecet-lecet. Tapi waktu kamu lihat ada luka di diriku, kamu bakalan galau
dan negur aku, suruh aku hati-hati. Katamu, aku ini kamu yang jaga, udah
dipercayakan. Kalau aku terluka, kamu juga yang bakal terluka. Terus aku
berpikir, dengan cara apa supaya kamu nggak sampai harus ikutan terluka? Baiklah,
aku akan menjaga diriku baik-baik karena menjaga diriku adalah menjaga dirimu
juga.