Fasenya seolah terulang lagi, seperti
grafik sinus atau cos. Ketika titik jenuh, kita berada di klimaks minimum. Atau
seperti roller-coaster. Setiap naik
turunnya menggugah emosi, membuat teriak, tapi seru.
Gimana yah aku deskripsiinnya.
Aku cuma bingung ada orang
semenyebalkannya kaya kamu.
Kamu sih mau aja aku pukul kalau aku lagi kesel, mau aja digigit kalau
giginya ‘gatel’, mau aja denger aku ngoceh-ngoceh. Dan kamu berdiri di sana dan
cuma tersenyum. Menyebalkan!
Kamu tuh yang bikin aku marah-marah nggak jelas terus 5 detik kemudian
berubah jadi ketawa.
Kamu juga yang bisa buat aku diem
selama kita jalan bareng, sepanjang perjalanan, buat aku makin bersalah dan tahu
kamu sedang marah sama aku. Apa itu trik kamu? Atau apa? Akhirnya, aku kan yang bakal sms kamu duluan buat
minta maaf. Menyebalkan!
Tapi aku mau.
Mau aja diajak makan di tempat itu. Kamu
bilang itu tempat kencan kita pertama dan itu waktu kita masih SMA. Aku masih
kelas 1 SMA dan masih pakai rok abu-abu panjang itu dan kamu bercelana panjang
abu-abu lengkap dengan jaket, helm, dan sarung tangan, serta penutup mulut.
Aku merasa, kencan kita pertama itu
bukan yang di dekat terminal, tapi malam minggu di dekat pantai itu, pas kamu
makan ramen dan ngotot aku harus makan, padahal aku udah kenyang banget. Jadilah
aku makan es krim mochi, dan kamu puas.
Setiap jalan, kamu perhatiin makan aku.
Apa itu program penggendutan diri?
Tapi beberapa hari ini, kamu
menyebalkannya keterlaluan. Aku disuruh nunggu lama-lama tanpa info dari kamu
seakan aku di pedalaman dan kamu sedang melalang-buana di negri antah berantah.
Menyebalkan!
Dan kamu selalu begitu, menyebalkan!
Kamu bisa aja buat aku kesel, terus
kita akan diem-dieman, terus aku jadi sedih, nangis, dan kamu yang aku salahin.
Aku jadi males makan, susah tidur, nggak konsen belajar, dan itu karena sikap
kamu yang nyebelin itu!
Hah!
Tapi bagaimanapun juga, aku tetap
kangen kamu. Kamu sih begitu menyebalkannya. Selalu maksa, selalu ada aja
alasan, selalu buat aku nunggu selama berjam-jam. Giliran kamu yang nunggu, aku
dimarahin. Kamu memang menyebalkan tingkat kronis dan entah bagaimana aku
sedikit suka. Aku gila!
Kamu juga yang mau turunin aku dari motor malem-malem di tengah jalan. Pas aku beneran mau turun, kamu malah nggak tega. Kamu tuh emang nyebelin parah! Dan kamu bisa aja balesnya pas aku bilang kamu nyebelin, kamu pasti bakalan bilang aku suka hal itu.
Yah sudahlah, setidaknya saat ini aku
harus terima, itu kamu, dan cuma kamu yang begitu menyebalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar