Sebuah kisah klasik

Beberapa cerita murni untuk guyonan atau sekedar melepas kejenuhan. Ada juga diambil dari kisah nyata, pengalaman hidup diri sendiri maupun orang lain, dengan penambahan beberapa imajinasi sebagai fantasi.



Akhir kata, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.



Harapan penulis, semoga pembaca menikmati kisah-kisah yang ada di blog ini.



Selamat membaca...

Jumat, 13 Agustus 2010

Unpredictable part 2

Aku menutup pintu dibelakang pundakku. Kubiarkan tubuhku merosot dibalik pintu itu. Aku menangis. Meratapi nasib. Yah. Makan malam yang dingin. Sedinginnya malam. Dan kutemukan aku tetap dalam kesendirianku.

Dulu, rumah ini begitu hangat, begitu menyenangkan. Dengan mama dan papa yang rukun. Ah, kuingat kembali kisah pertemuan mereka. Mama si pramugari cantik akhirnya bertemu dengan papa si koki professional di pantai saat mereka berlibur. Menurutku pertemuan mereka itu rencana Tuhan.
Tapi apakah perpisahan mereka itu juga rencana DIA? Ataukah keputusan egois manusia, mama dan papa?

Aku bertanya dalam hati. Kukutuki mereka yang melahirkan aku ke dalam dunia yang nista ini. karena tindakan mereka yang tidak bertanggung jawab, tindakan egois.

HEY! Aku ada di dunia ini, dan kalian meninggalkan aku?
Dasar mama…
Aku tersenyum sendiri.
Dasar Fraya bodoh! Untuk apa meratapi nasib? Untuk apa menyesali.
Waktu yang telah berlalu tidak dapat diputar kembali. Sekaranglah waktunya yang ku miliki.

Aku bangkit dari dudukku. Kakiku berasa senyar. Kupaksakan bergerak menahan rasa itu. Kurebahkan pundakku yang sedari tadi tegang.
Apa rencanaku kabur akan kulakukan?
Ah, jangan. Tunggu saja sampai kelulusan nanti, sampai aku kenyang akan cemoohan semua teman-teman busukku di sekolah sampah. Hanya menjual nama saja, di mana mereka guru-guru yang makan gaji buta itu mengajarkan akhlak? Atau orangtua mereka yang tidak bermoral?
Setelah semua ini, aku akan menjalani hidup baru. Sendiri lagi. Menjadi Fraya baru.
Fraya yang lama adalah mati.
Kutunda rencanaku sampai tiba waktunya, waktu yang tepat untuk aku berontak. Melawan hidup ini. Melawannya dan tidak tunduk padanya.
Kupejamkan mata dan kuterbang ke dunia mimpi. Dunia khayal tanpa beban, tanpa rasa sakit, tanpa rasa sepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar